Minggu, 30 April 2017

BUKAN GALILEO, NAMUN AL-SIJZI YANG MENEMUKAN TEORI HELIOSENTRIS

Al-Sijzi yang nama lengkapnya Abu Said Ahmad bin Muhammad bin Abd al-Jalil al-Sijzi merupakan seorang ilmuwan yang ahli di bidang astronomi dan matematika. Dia dilahirkan pada tahun 945 di Sijistan, Persia. Dia merupakan ilmuwan yang dikenal dekat dengan Al Biruni yang juga ahli astronomi dan matematika. Salah satu bukti bahwa Al-Sijzi berhubungan dekat dengan Al-Biruni adalah adanya surat yang dikirimkan oleh Al-Biruni kepada Al-Sijzi. Surat tersebut berisi bukti-bukti dari pesawat dan bola versi teorema sinus.
Al Sijzi yang bekerja di Syiraz melakukan pengamatan astronomi selama tahun 969 hingga 970. Pengamatan astronomi Al Sijzi membuahkan teori Heliosentris yang menggemparkan dunia pada masa itu. Pemikiran Al Sijzi mengenai sistem heliosentris dapat dilihat dari karya-karya Al Biruni yang sering bertukar pikiran dengannya. Dalam karya Al Biruni yang berjudul Isti'ab Al-Wujuh Al-Mumkina fi San'at Al-Usturlab yang berisi tentang astronomi dan astrolabe, Al Biruni mengatakan, dia telah melihat astrolabe yang ditemukan Abu Sa'id Al Sijzi. Astrolabe ini hanyalah satu-satunya dari barang sejenis. Astrolabe tersebut tidak tersusun dari bagian utara dan bagian selatan. Dia sangat menyukai astrolabe tersebut karena benda tersebut memiliki beberapa efek sehingga pergerakan disaksikan disebabkan oleh bumi, bukan langit.



Contoh Astrolabe

Penggunaan Astrolabe
Sementara itu, seorang ilmuwan ahli astronomi lain yang bernama Abu Al Hasan Al Marakushi dalam bukunya yang berjudul Jami Al Mabadi wa Al Ghayat (Pemersatu prinsip-prinsip dan akibat-akibat) menyatakan, astrolabe Al Sijzi dibuat berdasarkan pergerakan bumi mengelilingi matahari berdasarkan teori Heliosentris yang menyatakan bahwa bumi berbentuk bulat serta berputar mengelilingi sumbunya, beserta planet lainnya beredar mengelilingi matahari. Hal tersebut membuktikan bahwa Al Sijzi merupakan penemu teori Heliosentris yang masih diragukan kebenarannya oleh banyak orang pada masa itu, termasuk umat Muslim pada masa itu sendiri. Menurut catatan sejarah yang dikutip dalam buku berjudul Para Tokoh Sejarah Klasik, pada saat Al Sijzi menyatakan gagasannya tentang teori Heliosentris, dia banyak mendapatkan kritikan dari para ilmuwan Muslim lainnya termasuk Ibn Sina yang sangat termasyhur dalam bidang kedokteran dan Fakhr al-Din al-Razi, seorang ilmuwan Persia yang ahli dalam bidang kedokteran, fisika, astrologi, hukum dan sejarah.
Bahkan Al Biruni sendiri yang sering bertukar ide dan pikiran baik dalam bidang astronomi maupun matematika dengan Al Sijzi, sebenarnya ragu dengan teori Heliosentris Al Sijzi. Meskipun dia merupakan ilmuwan yang kelihatannya menerima teori yang dikemukakan oleh teman baiknya tersebut.
Al Biruni menyebut matahari dan sistem geosentrik dalam karyanya yang berjudul Kitab Al Hind dan Al Qanun Al mas'udi yang berisi tentang astronomi. Dalam karyanya tersebut, dia menyatakan, sebenarnya pergerakan bumi tidak merusak nilai astronomi karena semua penampilan suatu karakter astronomi dapat dijelaskan manurut teori Heliosentris sebagaimana juga bagi yang lain. Tetapi terdapat alasan-alasan lain yang menjadikannya mustahil. Masalah tersebut sungguh sulit dipecahkan. Para astronom kuno maupun modern yang paling hebat sekalipun sudah mempelajari masalah pergerakan bumi dan mencoba membantahnya. Al Biruni juga menulis buku berjudul Miftah Ilm Al Hay'ah (Kunci Ilmu Astronomi) yang berisi masalah tersebut.
Saat bekerja di Shiraz, Al Sijzi tidak hanya menghabiskan waktu untuk memperdalam ilmu astronomi saja. Di sana, dia banyak menuliskan karya-karya matematika. Selain menuliskan karya-karya aslinya sendiri, dia juga menyalin karya ilmuwan matematika yang lain, Tsabit bin Qurra yang karyanya berupa risalah segi empat lengkap. Dia juga memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu matematika dengan melakukan studi khusus tentang persimpangan bagian-bagian kerucut dan lingkaran-lingkaran. Dia juga mengganti teori persimpangan gerak sebuah sudut dengan menggunakan pemecahan geometri. Dia menulis risalah pemecahan masalah geometri. Di antara masalah-masalah yang dibahas dalam bukunya tersebut adalah lingkaran dan segitiga.
Dalam sebuah risalahnya tentang bola, dia menuliskan tentang pengukuran bola. Selain itu dalam risalahnya itu terdapat 12 teorema yang isinya menginvestigasi sebuah bola besar yang berisi satu hingga tiga bola kecil. Karyanya ini mengungkapkan ide Al Sijzi tentang empat dimensi bola yang dibuat pada tahun 969 masehi ketika dia masih sangat muda.

Demikian sedikit ilmu yang dapat aku bagi untuk kalian.
Wallahhu a'lam. Wassalamu'alaikum

Sumber :
http://www.zulfanafdhilla.com/2013/04/biografi-al-sijzi-penemu-teori.html




Share:

0 komentar:

Posting Komentar