Senin, 01 Mei 2017

TERNYATA AHLI ROBOTIK PERTAMA ADALAH UMAT ISLAM, BIOGRAFI BANU MUSA


Pada awal zaman keemasan sains Islam, seperti dilansir Majalah Awake November 2012, dari abad ke-8 sampai kira-kira abad ke-13M, para cendekiawan di Timur Tengah menerjemahkan ke bahasa Arab berbagai naskah ilmu pengetahuan dan filsafat yang melestarikan karya orang-orang Yunani terkemuka seperti Archimedes, Aristoteles, Ktesibios, Hero dari Aleksandria, dan Filo dari Bizantium.
            Berkat karya-karya tersebut dan sumber lainnya, Imperium Islam yang terbentang dari Spanyol ke Afrika Utara dan Timur Tengah hingga Afganistan bisa memiliki pengetahuan yang memungkinkan mereka membuat berbagai mesin otomatis.
            Mesin-mesin itu, kata sejarawan teknologi Donald Hill, bisa terus bekerja untuk waktu yang lama berjam-jam, berhari-hari, atau bahkan lebih lama tanpa digerakkan manusia.
            Mengapa? Para insinyur telah menciptakan mekanisme kontrol yang efektif, sehingga mesin bisa bekerja secara otomatis. Mesin-mesin itu menggunakan menara-menara air untuk menyediakan pasokan energi dengan stabil.
            Sakelar otomatis membuka dan menutup katup atau mengubah arah aliran air. Mesin itu juga memiliki sistem umpan balik, serta apa yang disebut Hill sebagai cikal bakal sistem pengaman. Perhatikan beberapa contoh.
            Banu Musa bahasa Arab untuk ”putra-putra Musa”    yang terdiri dari tiga bersaudara hidup di Bagdad pada abad ke sembilan. 
            Dengan berpijak pada karya para pelopor Helenistik Filo dan Hero, juga para insinyur Cina, India, dan Persia, mereka membuat lebih dari 100 peralatan. 
            Menurut penulis sains Ehsan Masood, itu mencakup air mancur yang polanya berubah secara berkala, jam yang atraktif, dan kendi yang bisa menuang air secara otomatis lalu mengisi ulang dengan menggunakan perpaduan pelampung, katup, dan leher angsa.
            Menurut sejarawan sains Jim Al-Khalili, putra-putra Musa juga membuat robot sederhana 
”gadis teh”, yang bisa menghidangkan teh, dan pemain seruling, yang kemungkinan contoh paling awal dari mesin yang bisa diprogram.
            Sistem otomatis ini mirip sekali dengan mesin modern. Namun, sistem itu terutama menggunakan tekanan air dan bukan listrik, tetapi banyak prinsip kerjanya sama, kata penulis sains Ehsan Masood.
            Buah pemikiran Banu Musa bersaudara tak sebatas pada rancangan air mancur. Mereka menorehkan sejumlah rancangan dalam Kitab al-Hiyal. Mereka juga menemukan sejumlah mesin otomatis dan alat mekanik lainnya.
            Beberapa penemuan lainnya yang berhasil diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya adalah katup, mesin yang bisa diprogram, seruling otomatis, perangkat trik mekanik, lampu badai, lampu otomatis, tekanan diferensial, dan masker gas.
            Banu Musa bersaudara juga menemukan sebuah alat yang dikenal sebagai alat musik mekanik paling awal. Alat musik ini disebut sebagai hydropowered organ, kemudian sering digunakan dan diproduksi hingga pertengahan abad ke-19.
            Alat musik penemuan mereka lainnya disebut seruling otomatis yang merupakan salah satu mesin yang bisa diprogram untuk pertama kalinya. Tak hanya itu, Banu Musa bersaudara juga meninggalkan karya-karya mereka dalam bidang matematika.
            Kitab Pengukuran Pesawat dan Figur Berbentuk Bola merupakan salah satu risalah matematika paling terkenal dari karya Banu Musa bersaudara. Dalam kitab ini, mereka membahas masalah yang dipikirkan Archimedes, ahli matematika, fisika, dan astronomi dari Yunani.
            Archimedes membahas pengukuran lingkaran pada bola dan silinder. Di sisi lain, Abu Ja'far Muhammad ibn Musa ibn Shakir, yang berusia paling tua di antara tiga bersaudara itu, juga dikenal sebagai perintis astrofisika dan mekanika langit.
            Abu Ja'far Muhammad, dalam bukunya, memberikan penjelasan tentang gerakan bola. Dalam buku tersebut, dia juga menuliskan penemuannya tentang benda-benda langit yang menjadi subjek dalam hukum fisika bumi.
            Karya Abu Ja'far Muhammad lainnya adalah pembahasan tentang gerakan bintang dan hukum tarik-menarik. Ia mengungkapkan adanya gaya tarik-menarik antara benda-benda langit. Hal ini membuktikan bahwa hukum gravitasi Newton berlaku secara universal.
            Sementara itu, Ahmad ibn Musa ibn Shakir, adik Abu Ja'far Muhammad, yang ahli mekanik, menuliskan karya tentang perangkat mekanik. Sedangkan, Al-Hasan ibn Mu-sa-ibn Sha-kir yang berusia paling muda dan ahli geometri menuliskan karya tentang elips.
Demikian sedikit ilmu yang bisasaya sampaikan. Semoga Bermanfaat.
 Wallahu a’lam. Wassalamu’alaikum
Sumber:




Share:

0 komentar:

Posting Komentar